Tentang Terbang Tenang

Tentang Terbang Tenang

Olahraga dirgantara memberikan saya pembelajaran bagaimana pengalaman ritus tulus main angin yang fokus serius tidak main-main.

Pemahaman itu saya catat ketika dapat kesempatan latihan pilot drone, paralayang, terutama terjun bebas olahraga.

ground handling training, latihan kering, masuk windtunnel skydiving, exit dipandu jumping, tandem atau solo-flying, semua niscaya perlu ketelitian konsentrasi tinggi dan ngelmu keterampilan kendali memory.

Sedikit paranoid, banyak berontak, salah gerak arah, panik menerjemah perintah, maka dipastikan semburat serbuan angin di kecepatan ketinggian membuat badan angin-anginan kebingungan..

Maka meminjam kata pelatih kita, “tenangkan pikiran, senormalnya bernapas biasa, ikuti arahan pelatih di depan, dan jangan banyak goyangan anggota badan. Mainkan angin pelayangan dan kelola udara dengan terbang tenang!”

Begitulah falsafah cara kita mengelola dunia. Terpaan ujian kiri bawah kanan atas belakang depan seolah deras angin kencang menghempas kesadaran..

Kalau banyak tingkah dan galau kehendak mbelarah, rasanya dunia tak pernah usai dirambah dicapai. Kebingungan jumpalitan kesana kemari digesa ambisi tiada henti.

Sebaliknya bila dengan pikiran tumakninah ibadah, hati qonaah bermaisyah, silaturahmi ukhuwah, hierarki mentoring imamah, orientasi mardhatillaah ukhrowiyah, hidup akan cukup.

Energi iman hati menyala terang murup. Aerodinamika problema disikapi tenang tanpa gugup

Selanjutnya merencana pelayangan perjalanan kehidupan aman dan dapat mendarat di DZ akhirat bersyafaat selamat…

Bismillaah Alhamdulillaah

~ sikap siap sehat selamat ~

santri #pesantren #pesantrenstory #pendidikanpesantren #islam #muslim #pondokpesantren #pesantrenkeren #santrimillennial #indonesia #aff #acceleratefreefall #freefall #tbo #terbang #terjunbebasolahraga #tactical #olahraga #dirgantara #bitnpotdirga #sandirga #pendidikankarakter #penerbang #pilot

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Tutur Tarbiyah di Timur Tengah (1)

Tutur Tarbiyah di Timur Tengah (1) Kawasan Lamongan yang kami huni merupakan daerah sawah tambak atau lazim dikenal bonorowo. Profesi maisyah warga disini adalah petani dan petambak sawah.Meski saban tahun dapat kiriman banjir, namun potensi air yang cukup menjadikan wilayah ini ditetapkan sebagai pusat budidaya ikan air tawar sejenis bandeng, bader / putian, lele, nila dan vanami.Sebagai bagian dari Lamongan asli sini, saya punya kewajiban moral dan kesunnahan sosial untuk mengajak anak mengenalkan kearifan lokal. Diantaranya profesi pekerja warga desa di Turi ini.Sekaligus saya niatkan pembelajaran tarbiyah dakwah (dirosah kelas sawah) untuk dzurriyah, pola mereka terbiasa prinsip bekerja halal, profesional dan wajib berdaya survival handal

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Garis Gawagis (1) Unduh Unggah Ungguh

Garis Gawagis (1)
Unduh Unggah Ungguh

Sewaktu SD dulu, Abi sering memberi kami pembelajaran ketawadlukan dari referensi keteladanan kepesantrenan.

Abi senantiasa bercerita Gus Warsun dari keluarga Pesantren Krapyak Jogjakarta sebagai perilaku tokoh yang perlu dicontoh.

Dalam penilaian Abi, Gus Warsun ini berkualifikasi pribadi rendah hati. Diantara cirinya, sikap beliau sopan semelehan dan selalu berbahasa kromo inggil Jawa kepada semua saudaranya; yang tua maupun muda.

Ketika kekinian, saya menemukan tuladha serupa dalam pribadi Gus lainnya. Beliau adalah Gus Sholah, Pengasuh Ponpes Tebuireng.

Pertama berjumpa beliaunya, saya diajak kakak sowan bersama Kyai kasepuhan dan gawagis kaeneman. Di nDalem Tebuireng Pusat, kami diterima dengan penghormatan dan pelayanan keikhlasan.

Sesaat kami matur pamitan pulang, beliau masih sempat menyuguhkan makan siang. Beliau menyilakan kami dengan guyub penuh ikromul-dluyuf.

Sebelumnya ketika ijin perkenalan berbicara, Gus Sholah menyimak sepenuh perhatian kepada kami yang muda. Tanpa melihat kegawagisan kami levelnya sangat kaeneman nubie rookie

Beberapa masa pertemuan lanjutan kemudian, saya berikhtiar banyak belajar dari Gus Sholah ini. Terutama ngunduh kaweruh praktik terbaik etika unggah-ungguh.

Seorang Gus, jamaknya menempati struktur tinggi dalam tradisi budaya santri. Ia berposisi hierarki nomor dua setelah Kyai utama. Label Gus pun mesti memiliki ijazah dzurriyyah dan garis muassis bersanad kuat.

Namun meski Gus keluarga Kyai, justru kami ini dituntut berlebih dalam kinasih, terutama melayani santri. Abi mendoktrin kami tentang terapan pelaksanaan ilmu kaidah arroisu khodim-ul- ummah.

Abi Bapak Guru MA. Muchtar mengajari kami supaya sebutan Gus bukan hanya atribusi pelabelan saja pada kelengkapan nickname kami sekeluarga.

Praktik baik tradisi santri ini saya temukan relevan dengan uswah kepribadian Gus Sholah. Sebagai keturunan pendiri jamiyah terbesar di sini, beliau mendudukkan kami kaeneman secara egalitarian tanpa keraguan.

Diposisikan demikian, justru kami yang jadi rikuh pakewuh salah tingkah. Sebab kami semua belum apa-apa di hadapan beliaunya. Sementara secara usia, pengalaman keilmuan, ketokohan, kepesantrenan, beliau Gus Sholah panutan andalan.

Hari ini, 2 Pebruari Masehi, Gus Sholah berpamitan pergi meninggalkan kami. Beliau menghadap Allah tepat satu tahun lalu saat saya ikut giatlat survival lelaku ngelmu.

Saya kehilangan cerita panutan tentang Gus kasepuhan sekaligus pejuang kebenaran yang tulus berkeadaban..

Bismillaah untuk Gus Sholah, al Faatihah😭🙏

~ selasa sungkawa ~

Posted in Uncategorized | Leave a comment

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (3)

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (3)Angin AinulyaqinMemenuhi syarat kualifikasi, seorang penerbang paralayang harus mengoleksi catatan terbang mandiri 40 sortie. Itu baru PL-1. Terus mau level lanjutan ya harus terbang ratusan.Pengalaman terbang perdana dipastikan tegang sensasinya. Apalagi penderita akrofobi. Digaransi kegugupan sendiri. Tempat landasan di ketinggian, melihat pendaratan di kejauhan, keringat kesemutan di tangan.. Lalu pelatih berteriak menyuruh bergerak, “Angkaaat. Lari. Lari. Lari. Lari. Lepas. Lepas.!” Diteriaki begini, seorang pemula penerbang perdana kudu mau dan harus membagi fokus konsentrasi antara tiga indera sam’a bashara fuada. Energi kekuatan tarikan dan mematuhi teriakan arahan, pada tahap awal biasa terkesiap gagal. Sebab tergagap dan diliput takut.Bagi yang disiplin tirakat rajin sholat, lumayan biasanya bisikan kalimat terucapkan, “Ya Tuhan. Tolong bantu terbang bagus dan mendarat selamat aman!”Di latihan kering tahapan ground handling, sudah enak melangkah menjejak. Tapi di landasan tinggi, tetiba semua ingatan pelajaran jadi nisbi. Hilang melayang.Gejala begini galibnya terjadi pada pemula serupa saya. Itu karena saya ini asli berhabitat darat, lalu diajak ngelmu tafakkur latihan swamabur. Hasilnya ya ndelahom di maqom rookie nubie. Perlu melebihi sortie lagi supaya terbiasa terbang tanpa tegang..Alhamdulillaah wa syukurillaah setidaknya pengalaman bertambah. Biasanya saya cuma baca berita tadarus iqra angin yang kebagian peran jadi utusan Tuhan. Saya bisa yakin seperempatnya. Belum sepenuh utuh.Di tahapan pelatihan penerbang paralayang, saya bisa isra’ jalan-jalan live in sekaligus bonus dapat ijin nikmat mengendarai angin. Disitu baru saya bisa ‘ainulyaqin setengahnya.Paling penting saya bisa merefleksi diri. Ternyata banyak dosa selama ini saya catat akibat kurang syukur nikmat. Terutama nikmat keberadaan angin yang sering saya anggap fenomena biasa. Padahal ia punya peran signifikan dan kesibukan beraneka pekerjaan sebagai utusan Tuhan yang mendukung keberlanjutan kehidupan saya beserta warga dunia.Pada nikmat angin saja, saya biasa lupa berterimakasih kepada Allah Azza wa Jalla. Sementara ia terhela setiap detik saya. Dari refleksi ini saya kemudian bisa belajar ikhtiar bagaimana beriman alQuran seutuhnya percaya. Ainul haqqul.Maka saat mendarat 1st jump selamat, saya teringat pesan pelatih tentang prosedur terbang. “Jangan terlena selama di udara karena nikmatnya main angin. Selalu perhitungkan dan lihat arah tempat mendarat !”Pesan itu relevan dengan tadabbur at Takatsur tentang berkah nikmat yang pernah saya; dapat dari bayi sampai detik ini. Saking banyaknya sering terlena. “Jangan lakukan demikian. Jangan lupa daratan dilenakan nikmat keduniawian!”Sehingga selama tahapan pelaksanaan latihan penerbang paralayang, saya merasa kian banyak mendapatkan teguran peringatan dari angin tentang iman dan yakinثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙkemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiriثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِkemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan~ Seyakin Senin ~

Posted in Uncategorized | 1 Comment

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (2) Eling Elang Ulung

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (2)Eling Elang UlungKetertarikan saya ikut latihan olahraga dirgantara berawal dari niat binjas sehat sekaligus terapi mengurangi akrofobi.Maka saat kemarin ditawari ikut giat diklat penerbang paralayang, saya setuju tanpa ragu. Proses berilmu pun beradu di situ. Pertama, mulai jatuh cinta pada dirgantara. Lalu takjub pada cerita legenda para pelakunya yang tercatat pelopor dan mencatat rekor. Ada yang terbang XC terekam belasan jam dan menempuh jarak terjauh. Juga juara di berbagai lomba berpiala dunia.Saya terobsesi akhirnya. Mau meniru cerita seru itu. Maka usai terbang solo perdana, lepas landas bagus mulus dan mendarat selamat, saya merasa agak mayak. “Bisa terbang juga,” membatin saya berbangga. Sebagaimana sindroma orang baru berilmu yang tertipu dungu; saya terkena gejala jumawa. Tetiba merasa punya segala bisa.So, impossible as they may seem | You’ve got to fight for every dream | ‘Cause who’s to know | Which one you let go | Would have made you | And when you know how much that means |You’ve found that special thing | You’re flying without wings..Alhamdulillaah Allah masih berkenan menyadarkan saya lewat pelatih yang menjelaskan materi terbang pola dan manuver gaya. Bahwa dari semua segi praktik teori ini, ada mentor alami andalan yang bisa dijadikan pelopor referensi pembelajaran. “Kita semua harus berguru kepada Elang, Sang Abang Jago paralayang,” kata Papi yang mengepalai instruksi dalam giat ini.Ternyata memang, elang ini terkenal handal dalam teknik paragliding yang meliputi skill piloting, maneuvering, soaring, thermaling, take off and landing. Jika kita pernah menyaksikan video tentang “penerbangan” elang di kanal media sosial, maka begitulah sebaiknya taktik cara dan teknik pola penerbang paralayang.Elang bisa terbang akrobatik. Terkadang ia terjun menukik spiral dive dengan gerakan kombinasi ulang alik. Sering elang terbang cantik bersama sepasang dengan tarian eksotik. Elang juga biasa terbang mengelana udara memanfaatkan keterampilan piloting & thermaling. Teknik mendarat tepat, pumping, touch n go, predator udara ini sangat jago.Pada beberapa produk alutsista matra udara, nama Falcon dan Strike Eagle menandai nama elang sebagai ahli piawai dalam memetadata aerodinamika sekaligus ulung jawara laga angkasa. Mula kekaguman saya pada cerita hebatnya cara terbang manusia pun berganti mentadarusi ngaji fenomena alami elang ini. Ujung-ujungnya saya juga merasa zonk melompong. Dibanding ilmu terbang elang itu, saya hanya receh remeh. Baru mau ngaku pe-el satu mengikuti naluri hobi. Sementara elang bukan hanya terbang; asal-asalan melayang menghobikan senang-senang. Ia bersama komunitas warga unggas angkasa lainnya, ternyata membawa misi tasbih ilahi; menerbangkan pesan Ar-Rahman melalui sholawat dan sholat dengan semangat taat“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Cahaya : 41 )~ Kamis Katarsis ~

Posted in Uncategorized | Leave a comment

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (1)

AERODINAMIKA ABDURRAHMAN (1)Berlimpah Alhamdulillaah saya mengarungi 2020 masehi kemarin dengan rangkaian kegiatan pembelajaran bermenu seru. Akhir Januari hingga Pebruari saya ikut giat lat Survival Dasar (surdas) bersama undangan Binpotdirga dan ditempa keras pelatih terpilih dalam pendidikan berkelas satuan komando Paskhas.Kemudian di pertengahan Nopember hingga Desember kemarin, saya kembali mendapat undangan belajar ikhtiar di tempat pendidikan yang benar; Pangkalan Udara Abd. Saleh TNI AU, Malang. Saya ikut giat diklat Penerbang Paralayang tiga puluh tiga hari di sini.Jika di giatlat Surdas, saya mengawali pembelajaran tentang daya ketahanan selama penugasan, maka dalam diklat penerbang paralayang, saya memungkasi perenungan tentang sugesti kerendahatian para praktisi teladan “angkasawan”.Pelajaran pertama, ini berkait pribadi yang suka tantangan menerima penugasan. Saat saya diijazahi Surdas Bimasakti, obsesi seperti bertumbuh tangguh. Saya termotivasi tinggi merencanakan banyak kegiatan. Apalagi kemudian setelah ikut terbang paralayang, mimpi menjulang di awang-awang. Klop dengan semua keterampilan trimatra yang pernah saya dapat saat giatlat.Namun perasaan yang rawan berlebihan didorong sombong ini seketika sirna. Ceritanya tetiba saya ingat saat Surdas ikut tahap survival laut. Setelah jalan seharian dipanggang terik panas dengan perbekalan terbatas, sorenya tiba di pantai. Kami langsung diperintah renang beregu di laut Rajekwesi yang gelombangnya tinggi. Semua pelaku disimulasikan bertahan di laut tanpa makanan sambil bergiliran piket jaga waspada bahaya udara.Saya benar-benar terjaga dalam lapar dahaga luar biasa. Namun yang membuat saya nyaris mundur adalah selain piketan beregu, saya juga harus menjaga 9 anggota keluarga di misi ini. Pada tahap laut tersebut, 1 anggota keluarga sudah dimasukkan ambulan. 8 lainnya masih bertahan. Itupun beberapa karena kondisi faktor usia, batin saya dagdigdug saja mengkuatirkannya. Saya mengukur dan terpikir mundur supaya saya bisa membawa anggota keluarga ini menepi, meski dengan resiko ketidaklulusan.Alhamdulillaah ketika esok harinya duklog bantuan udara tiba, kesembilan anggota keluarga bisa mengikuti ujian sesi ini. Saya kemudian sadar dan menginsyafi, semua hanya berkat pertolongan ALLAH Dzat Ar Rahman yang membuat semua anggota bertahan kuat hingga tahap lanjutan. Sebab jika diukur jujur, anggota keluarga civilian ini berkualifikasi terbatas dan saya melihat kondisi sudah sangat lemas.Begitupun kemarin ketika mengikuti giat diklat penerbang paralayang. Pada latihan sesi terbang pemenuhan sortie, Saya sangat percaya diri akan menyelesaikan target sebelum masa tenggatnya. Ternyata perkiraan saya meleset jauh dari rencana. Persoalannya sepele saja; cuaca dan angin belum bisa mengarahkan ijin. Padahal dua komponen ini jadi faktor vital dan elemen kunci dalam terbang paralayang.Maka ketika selama beberapa hari jadwal sesi hanya bisa menanti, doing nothing but weather forecast watching, saya kemudian disadarkan iqra tadarusan Ar Rahman. Bahwa semua capaian kemanusiaan dengan segala dinamika profanitas dunia dan berjuta gegas obsesinya, ALLAH YANG MAHA RAHMAN adalah yang menentukan keputusan. Apalagi ketika dalam sesi kelas teori, pelatih memberi materi meteo+aero, saya hanya bisa terkesiap sadar dan mengucap istighfar. Ampunkan hamba Yaa Rahmaan

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mencatat Malaikat

Mencatat Malaikat

Rasulullaah bersabda bahwa hari Kamis merupakan rapelan penilaian perbuatan kemanusiaan yang dicatat malaikat, selanjutnya dihaturkan kepada Tuhan.

Bapak Guru MA. Muchtar, guru hidup saya mengajarkan kewiraian perangkat ingat lewat indera telinga, mata, dan rasa; suatu saat malaikat mengajukan tiga repository ini untuk diadili dengan mulut dikunci dan tangan kaki menjadi saksi.

Al Quran senantiasa mengingatkan saya adanya dua penjaga bigdata di pundak kanan kiri badan ini yang bertupoksi; menginput kesalehan dan merunut kesalahan.

Abi dan umainina saya membiasakan renungan harian lewat wasiat singkat, “tanyakan pada malaikat apa yang ia catat setiap sampeyan sholat dan saat mengakhiri salam tahiyyat !”

Sudah berapakah catatan peramalan yang kita baca dan periksa hari ini ? Banyak dosa atau berserak pahala ? Nunggu dibuka kiamat atau IQRA sebelum wafat ??

Selamat tirakat sehat shaum pertengahan bulan Syaban bagi saudaraku muslim/muslimah yang mengamalkan lelaku sunnah.

Semoga berkat ilahi terus membimbing-kasihi umat Nasrani yang sejak kemarin hingga hari ini menunaikan Kamis Putih, Jumat Agung dan esok Sabtu Paskah. Bismillaah

~ Selamat muhasabah Jumat ~

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Aliyyaa

Tersebutlah sebuah nama di negara wilayah Afrika sana. Pemilik nama ini mengklaim sebagai pejuang kebebasan beragama dan persamaan hak wanita.

Continue reading

Posted in AdhiMind | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | 1 Comment

Menjadi Wali

Apa yang terlintas tanya di benak pembaca saat mengeja judul ini  –mungkin– sama dengan yang saya pikirkan. Yakni bagaimana mungkin kita orang biasa ini bisa menjadi wali yang —secara awam banyak dipahami— merupakan representasi manusia kesayangan Tuhan, laku diri bertabiat suci, ucapannya bermuatan sabda pandita raja, dan kalimat doanya bertuah ijabah serta karomah? Continue reading

Posted in AdhiMind | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | 1 Comment

Industri Jasa Pencucian Dosa

Tulisan ini saya awali dengan mengangkat cerita yang berbeda nasib tokohnya tapi bertema serupa. Kisah pertama tentang kerabat dekat di desa saya yang lumayan duafa keadaan hidupnya. Ia seorang janda tua dengan 6 orang anak. Continue reading

Posted in AdhiMind | Tagged , , , , , , , , , , , , , , , | 6 Comments